K.H. Abdul Halim merupakan Ketua Persatuan Umat Islam (PUI) I yang didirikan tahun 1952. Tokoh kelahiran Majalengka, Jawa Barat, 26 Juni 1887 itu sangat berjasa dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.
K.H. Abdul Halim mendirikan organisasi Hayatul Qulub tahun 1912. Organisasi ini bertujuan untuk membantu petani dan pedagang pribumi dalam menghadapi persaingan dengan para pedagang Cina yang mendapat kemudahan dari pemerintah Belanda.
Pada tahun 1917, K.H. Abdul Halim pun mendirikan Persjarikatan Oelama. Selain itu, Abdul Halim juga pernah diangkat sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang bertugas menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pembentukan negara.
Pada saat Belanda melancarkan Agresi Militer II tahun 1948, K.H. Abdul Halim aktif membantu kebutuhan logistik bagi pasukan TNI dan para gerilyawan.
Residen Cirebon pun pernah mengangkat K.H. Abdul Halim sebagai Bupati Majalengka. K.H. Abdul Halim juga banyak meninggalkan karya tulis maupun buku-buku. Adapun beberapa buku yang ditulisnya itu antara lain Da`wat Al-mal, Tarich Islam, Neratja Hidoep, Risalat, Ijtima`iyyat wa`ILahuha, Kitab 262 Hadist Indonesia, Tafsir Juz `Amma, dan Cooperasi dalam Islam.
Guru Besar Unpad Prof. Hj. Nina Herlina Lubis mengatakan, pengusulan K.H. Abdul Halim sebagai Pahlawan Nasional dilakukan oleh Masyarakat Sejarah Indonesia Cabang Jawa Barat (MSI Jabar). MSI Jabar pun bekerja sama dengan ormas PUI Jabar yang dipimpin Djadja Djahari.
"Alhamdulillah, setelah melalui perjuangan panjang, salah seorang tokoh asal Jabar akhirnya dianugerahi gelar Pahlawan Nasional," kata Nina Herlina di Istana Negara, kemarin.
Ucapan syukur pun dilontarkan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan yang mengatakan, "K.H. Abdul Halim layak diberi gelar Pahlawan Nasional karena jasa-jasanya yang sangat besar dalam berjuang maupun mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia."
Ahmad Heryawan mengharapkan agar semua pihak tidak mempersoalkan pemerintah yang baru saat ini memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada K.H. Abdul Halim.
Gubernur Jabar mengatakan, Pemprov Jabar berencana mengabadikan nama pahlawan itu sebagai nama jalan di Jabar.
"Kami punya rencana bahwa nama jalan tidak hanya nama pulau atau kota, tetapi nama pahlawan, sehingga akan lebih dikenal oleh generasi muda dan patut dijadikan suri teladan," kata Gubernur di Istana Negara, saat menghadiri penganugerahan gelar Pahlawan Nasional tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar