Headlines News :
Home » , , , » PUI Harus Fokus Berdayakan Masyarakat

PUI Harus Fokus Berdayakan Masyarakat

Written By P U I on Selasa, September 01, 2009 | 3:48:00 PM

KOMPAS Senin, 27 Juli 2009 | 14:28 WIB

BANDUNG, KOMPAS - Menyongsong usia satu abad pada 2011, organisasi kemasyarakatan Persatuan Ummat Islam (PUI) menghadapi tantangan kaderisasi dan peningkatan jaringan. Ormas yang berbasis massa di Jawa Barat itu juga dituntut memperkuat peran sosial berupa pendampingan dan pemberdayaan masyarakat.

Hal itu dikatakan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) PUI Ahmad Heryawan, Minggu (26/7), seusai menghadiri acara peringatan HUT fusi ke-57 PUI yang sekaligus untuk menyongsong usia seabad PUI di Graha Bhayangkara, Bandung

"PUI ke depan harus berperan sesuai dengan pemahaman keislaman yang benar, yakni dengan memberikan kedamaian dan memberdayakan masyarakat," kata Heryawan.

Persoalan masyarakat masa kini menjadi tantangan bagi seluruh kader PUI. Masalah kemiskinan harus dijawab dengan peningkatan kesejahteraan. Adapun kebodohan harus diperangi melalui pendidikan.

"Persoalan kemanusiaan tidak bisa selesai dengan tindak kekerasan, seperti peledakan bom. Teror tidak bisa menyelesaikan persoalan. Hal itu juga bukan pemahaman Islam yang benar," kata Heryawan yang juga Gubernur Jawa Barat ini.

Ketua Pimpinan Wilayah PUI Jabar Djadja Djahari menambahkan, peran pendampingan dan pemberdayaan akan ditingkatkan melalui penambahan lembaga pendidikan serta pimpinan cabang di seluruh Indonesia. "Untuk di Jabar saja saat ini PUI telah memiliki 350 cabang dari dua tahun lalu yang hanya 100 cabang," katanya.

Adapun jumlah sekolah yang dimiliki PUI mulai tingkat raudatul atfal (TK), madrasah ibtidaiyah (SD), madrasah tsanawiyah (SMP), madrasah aliyah (SMA) hingga perguruan tinggi lebih dari 2.000 unit. "Sekitar 1.474 sekolah di antaranya terdapat di Jabar," ujar Djadja. Ia mengakui, belum banyak prestasi yang dihasilkan oleh sekolah dan lembaga pendidikan lain milik PUI. Hal itu disebabkan keterbatasan sumber daya manusia dan kondisi sosial politik yang represif.

"PUI selama lebih 30 tahun ini tiarap di masa Orde Baru. Tidak mudah untuk mengembangkan cabang dan dakwah sehingga kegiatan pun masih banyak terbatas di Jabar, yang memang merupakan basis massa PUI," ujarnya.

Menilik dari awal berdirinya, PUI memiliki keterikatan historis yang kuat dengan Jabar. Berdirinya Majelisul Ilmi pada 1911 di Majalengka mengawali pendirian Perikatan Oemat Islam (POI) yang dipimpin Abdul Halim.

Pada 5 April 1952 POI Abdul Halim itu melakukan fusi dengan Persatuan Ummat Islam Indonesia pimpinan Ahmad Sanusi yang berpusat di Sukabumi. Kedua ulama itu mendeklarasikan PUI di Bogor.

Gerakan amaliah

Hingga 2009 jumlah anggota dan kader PUI di Jabar sekitar 2,5 juta orang. Untuk kaderisasi, PUI Jabar menargetkan merekrut 1.000 kader per tahun.

Ketua PP Pemuda PUI Nurhasan Zaidi mengatakan, tahun 2014 adalah momentum bagi generasi muda untuk memimpin negeri ini. "PUI tidak boleh ketinggalan momentum sehingga kaderisasi akan dimulai dengan meningkatkan gerakan amaliah," ujarnya.

Heryawan disebut Zaidi sebagai contoh sukses gerakan amaliah. "Meskipun beliau (Heryawan) relatif tidak dikenal di media dibandingkan dua calon gubernur lainnya, gerakan amaliah yang mengakar di akar rumput justru membuatnya menang," katanya.
Share this article :

0 komentar:

 
Support : Tim Media PUI
Copyright © 2009. PUI - Persatuan Ummat Islam - All Rights Reserved